Sebelum kita membahasnya, kami ingin mengapresiasi dulu kesigapan Anda dalam upaya mengimplementasikan Sistem Keamanan Pangan dengan mencegah bahaya potensial dari material, proses, peralatan, serta lingkungan. Itu tandanya Anda sudah mulai aware tentang bagaimana memberikan jaminan aman konsumsi setinggi-tingginya.
Namun sayangnya hal itu masih kurang. Selain faktor internal seperti fisik, biologi, dan kimia, ada juga yang dinamakan faktor eksternal seperti biovigilance dan bioterrorism.
Biovigilance dan bioterrorism adalah tindakan dari orang lain atau pihak yang tidak bertanggung jawab dalam upaya merusak, mencuri, dan menyabotase produk pangan Anda sehingga rusak dan menyebabkan kerugian.
Kerugian yang dimaksud di sini bukan hanya bersifat materi tapi juga kerugian secara brand image dan krisis kepercayaan dari pelanggan.
Seperti yang terjadi di Australia pada November 2018 lalu. Dilansir dari BBC.com, telah terjadi sabotase yang dilakukan pekerja perkebunan stroberi di Australia yang memasukan jarum jahit ke dalam buah stroberi selama berbulan-bulan.
Kasus ini langsung merebak setelah seorang pria dilarikan ke rumah sakit usai mengonsumsi stroberi. Tercatat ada 171 pelaporan warga yang menemukan jarum jahit di dalam buah stroberi. Akibatnya pada waktu itu seluruh buah stroberi ditarik dari pasaran, masyarakat juga dilanda kecemasan, dan kerugian materi tidak lagi bisa dihindari.
Kasus lainnya yang pernah viral adalah ditemukannya kandungan melamin pada susu formula dari Tiongkok pada tahun 2008. Berdasarkan investigasi yang dilakukan, diketahui kasus tersebut merupakan kesengajaan yang dilakukan para peternak susu sapi untuk meningkatkan kandungan protein di dalam susu.
Fatalnya pengoplosan seperti ini bisa membawa dampak buruk kepada konsumen. Mulai dari keracunan, muntah-muntah, kanker, gagal ginjal, bahkan kematian bisa menjadi akibat dari mengonsumsi makanan tidak layak konsumsi atau oplosan.
Membaca ilustrasi di atas tentu membuat kita berpikir, bagaimana caranya melindungi produk pangan dari bahaya-bahaya seperti itu?
Bisa, dengan menggunakan Food Defense & Food Fraud.
Food Defense adalah sebuah sistem keamanan pangan yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sumber-sumber ancaman dengan mengambil tindakan pengontrolan untuk mengurangi risiko dari ancaman tersebut.
Sementara Food Fraud adalah upaya memalsukan atau melakukan substitusi bahan pangan dengan bahan lain yang berbahaya atau dengan bahan yang berkualitas rendah dengan tujuan keuntungan produsen.
Melalui metode assessment TACCP dan VACCP , pengendalian dari biovigilance, bioterrorism, dan sabotase seperti pemalsuan bahan baku produksi dapat dihindari.
Nah pertanyaannya adalah...
Bagaimana cara menerapkan Food Defense & Food Fraud? Adakah pedoman yang harus dipenuhi?
Tentu saja ada, sebuah sistem menjadi kuat dan tepat ketika seluruh pedomannya dijalani dengan disiplin dan terarah.
Untuk itu, memudahkan Anda memahami pedoman pada Food Defense & Food Fraud kami sediakan Food Defense & Food Fraud Virtual Training, sebuah solusi untuk melindungi makanan atau produk pangan Anda dari bahaya biovigilance, bioterrorism, dan sabotase.
Memastikan produk Anda aman konsumsi dan jauh dari bahaya biovigilance, bioterrorism, pemalsuan dan sabotase adalah tujuan kami. Namun, bagi Anda sendiri, Food Denfense & Food Fraud Virtual Training ini akan memberikan manfaat antara lain:
Percaya pada yang pasti-pasti saja. Melalui Food Defense & Food Fraud Virtual Training, trainer kami telah menyiapkan materi yang tepat untuk Anda, antara lain: