Sate, ayam bakar, ikan bakar, nasi bakar, merupakan makanan yang umum dijumpai di Indonesia. Menu makanan bakar yang beragam ini menawarkan rasa yang kaya dan menjadi favorit di berbagai kesempatan.
Namun meskipun memiliki rasa yang enak, faktanya makanan dengan proses dibakar tidaklah sehat. Ilmuan menemukan makanan yang dibakar memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tidak tanggung-tanggung, bahaya kesehatan yang mengancam tidaklah main-main mulai dari naiknya asam lambung hingga kanker.
Sejatinya, daging sebagai bahan makanan yang paling banyak mendapat vasiasi menu bakaran merupakan jenis makanan yang baik karena kaya akan protein. Namun protein baik tersebut akan berubah menjadi ancaman apabila tercampur dengan karbon yang ada dalam arang saat proses pembakaran.
Dilansir dari Cancer.gov, makanan yang dibakar memiliki kandungan karsinogenik. Senyawa ini merupakan pemicu tumbuhnya sel kanker apabila masuk ke dalam tubuh dalam kadar berlebih.
Oleh karena itu untuk menguranginya, sangat dianjurkan untuk membuang dan tidak mengonsumsi bagian yang gosong dari makanan bakaran agar senyawa Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (PAH) dan Amino Heterosiklik (HCA) yang tertimbung di permukaan daging yang hitam atau hangus tidak masuk ke dalam tubuh.
Selain berpotensi menyebabkan kanker, makanan yang dibakar juga dapat meningkatkan produksi asam lambung. Sebab proses pembakaran membuat makanan menjadi keras sehingga dibutuhkan tenaga ekstra bagi lambung untuk mencernanya.
Lalu bagaimana dengan Anda yang suka sekali dengan jenis makanan yang dibakar? Tidakkah ada solusinya selain mengurangi?
Tentu saja akan lebih baik jika Anda benar-benar mengurangi mengonsumsi makanan yang dibakar, karena bagaimana pun Anda memisahkan bagian yang hangus dan tidak, kemungkinan penimbungan zat berbahaya di perncernaan tidak bisa Anda hindari.
Namun untuk sesekali jika Anda ingin menonsums makanan yang dibakar, ada baiknya Anda mengikuti cara-cara yang disarankan.
(Baca juga: Hobi Makan Makanan yang Dibakar, Ikut Petunjuk Memasaknya)