Food Safety Culture menjadi isu yang semakin hangat dibicarakan di tahun-tahun terakhir. Aturan yang sudah lebih dahulu diterapkan, seperti Food Safety System (Sistem Keamanan Pangan), Food Defense, dan Food Fraud sudah lebih dahulu terkenal dan menjadi pedoman.
Food Safety Culture dianggap memiliki peranan yang cukup penting untuk diterapkan dan menjadi bagian dari Standar Manajemen Keamanan Pangan yang diakui oleh Global Food Safety Initiative (GFSI).
Setelah BRC sudah lebih dahulu memasukkan Food Safety Culture sebagai bagian dari persyaratan dalam Klausulnya, kini FSSC 22000 di versi 5.1-nya juga memasukkan Food Safety Culture sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi.
Mengapa Food Safety Culture dipandang penting oleh GFSI?
Secara singkat, GFSI mendefinisikan Food Safety Culture sebagai “Nilai, Kepercayaan, dan Norma Bersama yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku terhadap keamanan pangan di seluruh organisasi/perusahaan”.
GFSI menganggap Food Safety Culture sangat krusial karena standar ini tidak hanya fokus pada pemenuhan persyaratan klausul demi klausul yang seringkali dilakukan secara terburu-buru dengan kesadaran yang hanya bersifat momentum saja, namun juga memikirkan bagaimana supaya persyaratan tersebut dapat disadari oleh semua karyawan dan menjadi budaya yang melekat di perusahaan dan menjadi nilai yang tidak bisa dipisahkan.
Penerapan Food Safety Culture sangat bermanfaat untuk menciptakan suasana kondusif dalam menerapkan Sistem Keamanan Pangan yang Anda implementasikan, bahkan tidak terbatas pada Sistem yang diakui oleh GFSI, seperti BRC dan FSSC 22000.
Pelatihan Food Safety Culture merupakan solusi bagi bisnis Anda untuk berkembang pesat dengan memahami, mengukur, dan mengevaluasi komponen kunci di Perusahaan Pangan Anda terkait Budaya Keamanan Pangan atau Food Safety CUlture.