Artikel

Bukan Produktif, Hindari Toxic Productivity dengan 5 Cara Ini
Bukan Produktif, Hindari Toxic Productivity dengan 5 Cara Ini

Apa itu toxic productivity?

Toxic productivity adalah kata lain dari kelebihan kerja. Namun pembedanya pada toxic productivity kitalah sebagai pekerja yang menuntut diri kita sendiri untuk bekerja lebih dan lebih. Apakah ini hal yang bagus bagi kita sebagai pekerja maupun perusahaan?

Sayangnya tidak, dilansir dari Huffington Post, toxic productivity dapat memberikan rasa tidak nyaman kepada pekerja alih-alih membuat pekerja termotivasi dan mampu mengerjakan pekerjaannya dengan hasil yang baik.

Sebab pada dasarnya toxic productivity mendesak setiap pekerja untuk melakukan pekerjaan melebihi batas kemampuan dan ruang lingkup pekerjaannya. Anda akan merasa menyesal ketika Anda menyelesaikan pekerjaan Anda dengan dalih "Harusnya saya bisa mengerjakan ini lebih cepat dan lebih banyak."

Lalu bagaimana cara menghindari toxic productivity? Berikut 5 caranya!

Kenali Tanda Awalnya

Tahapan pertama untuk bisa terbebas dari toxic productivity adalah dengan menyadari tanda awalnya. Apa saja itu?

  1. Rasa bersalah ketika selesai mengerjakan pekerjaan.
  2. Merasa lelah di pagi hari karena kurangnya istirahat.
  3. Mengerjakan 2-3 tugas atau menghadiri 2 online meeting di waktu bersamaan.

Bukan "Apa yang harus dikerjakan?" Tapi...

Orang-orang yang terjebak dalam toxic productivity selalu merasa bahwa diri mereka kurang bekerja keras. Mereka "menghukum" diri mereka sendiri dengan kalimat, "Harusnya saya bisa menyelesaikan lebih banyak." 

Tidak salah untuk memiliki motivasi yang kuat dalam bekerja, namun jangan sampai melupakan batasan dari kemampuan fisik maupun mental Anda. Karena memaksakan bekerja saat lelah hanya akan membuat pekerjaan Anda berantakan dan tidak produktif.

Oleh karena itu sebaiknya mulai sekarang ganti dengan sugesti yang lebih positif seperti, "Bagaimana saya menyelesaikannya dengan benar? Bagaimana agar saya tidak mudah stres?" Dan pertanyaan sejenis lainnya.

(Baca juga: 5 Kebiasaan Penyebab Tidak Produktif)

Perusahaan Membutuhkan Pekerjaan yang Benar, Bukan yang Banyak

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa bekerja ketika kelelahan seringkali memberikan hasil yang tidak maksimal. Karena seiring dengan kurangnya Anda beristirahat, fungsi otak juga akan menurun.

Sedangkan perusahaan yang ideal umumnya akan berorientasi pada hasil yang tepat dibanding asal cepat tapi banyak revisi. Sebab waktu sangat berharga, manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengerjakan pekerjaan Anda semaksimal mungkin.

Cintai Diri Sendiri

Salah satu cara untuk bisa menjadi pekerja yang punya skill dan bertanggung jawab dimulai dengan mencintai diri sendiri.

Ketika Anda merawat diri Anda sendiri, tahu batasan dari diri Anda, maka Anda pun akan lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja. Bukan hanya bekerja keras, namun juga kerja cerdas. Misalnya dengan selalu mengasah kemampuan melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai skill yang Anda butuhkan.

(Baca juga: 7 Cara Atasi Kebiasaan Menunda atau Prokrastinasi)

Ganti "Toxic Productivity" Menjadi Pencapaian Pribadi

Kalau dihitung, pekerjaan tidak akan pernah ada habisnya kecuali Anda resign.

Maka dari itu dibandingkan dengan mengejar ambisi untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan cepat, sebaiknya ubah mindset Anda untuk menentukan apa saja yang menjadi pencapaian pribadi dari yang Anda targetkan. 

Dengan memiliki susunan pencapaian pribadi, Anda bisa fokus pada goals Anda dan membuat prioritas pada pekerjaan. 

Itulah pengertian toxic productivity dan 5 cara mencegahnya. Pastikan mulai dari sekarang Anda kembali bekerja dengan produktif dan seimbang. 

Apabila Anda ingin mengetahui seperti apa melakukan analisa beban kerja, Anda dapat mengikuti Virtual Training Analisis Beban Kerja bersama LSQ Academy dari Premysis Consulting. Hubungi Tim Professional kami di nomor 0812-9826-2727 atau info@trainingcenter.events untuk informasi lebih lanjut. Bisa juga di sini!