Penyebabnya bisa beragam, namun yang sering kali terjadi adalah faktor kelelahan, mengantuk, atau tidak siapnya mental pengendara. Salah satunya yang akan kita bahas kali ini adalah microsleep, sebuah gangguan tidur yang wajib diwaspadai setiap pengendara.
Dilansir dari WebMD, microsleep adalah durasi tidur yang sangat singkat dengan rentan waktu kurang dari 30 detik.
Karena terlalu singkatnya durasi tidur ini, orang yang mengalami microsleep seringkali tidak menyadari bahwa dirinya sempat terlelap.
Masih dari situs yang sama dijelaskan bahwa otak manusia secara umum baru akan menyadari sesi tidurnya setelah terlelap sekitar 1 menit.
Maka dari itu, microsleep sangat berbahaya saat berkendara karena pengendara bisa kehilangan konsentrasi dan kesadaraan di waktu yang sangat singkat saat mengemudi yang dapat menyebabkan kecelakaan, terutama di jalan tol yang umumnya memiliki kecepatan di atas rata-rata dengan rute jalan yang lurus dan tidak padat kendaraan.
Melansir dari Kompas.com, untuk kecepatan laju kendaraan 96 km/jam, hilang kesadaran selama 3 detik dapat menyebabkan kendaraan keluar jalur hingga kurang lebih 100 meter.
Untuk menghindari microsleep, Anda sebaiknya tahu dulu tanda-tanda dan gejala awalnya seperti:
Dalam berkendara, selain adanya rambu-rambu lalu lintas yang harus diperhatikan, kesiapan mental dari pengendara juga harus diprioritaskan.
Hal ini banyak dibahas dalam sistem Defensive Driving Training (yang bisa Anda ikuti trainingnya di sini). Namun secara sederhana, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghindari microsleep saat berkendara, antara lain:
Sikap yang paling pertama adalah menjunjung tinggi keselamatan berkendara. Ketika Anda menyayangi nyawa Anda dan tidak menyepelekan situasi di jalan raya, maka Anda akan bisa lebih bijak memutuskan untuk berkendara atau tidak.
Ketika merasa ngantuk atau kelelahan, sebaiknya janganlah berkendara dibanding memaksakan kehendak. Selain itu, cari tempat yang aman untuk berisrirahat, taat menggunakan seatbelt dan mengunci pintu mobil juga menjadi langkah bijak untuk memberikan proteksi terhadap ancaman kecelakaan di jalan raya.
Anda bisa saja taat berlalu lintas, tapi bagaimana dengan pengendara lain?
Tidak ada yang mau mengalami kecelakaan lalu lintas, namun karena ancaman ini selalu ada, alangkah baiknya untuk selalu memperhatikan kondisi sekitar selama berkendara melalui kaca spion setiap 20-30 detik.
Perhatikan area blind spot kendaraan lain, khususnya untuk kendaran besar seperti truk, bus dan gadengan, serta kendaraan sejenis. Blind spot adalah area buta yang tidak dapat dieprhatikan oleh driver selama berkendara, sehingga Anda harus lebih berhati-hari dan memahami area blind spot tersebut.
Jika ada kendaraan lain yang melaju kencang, sebaiknya hindari dengan mengurangi kecepatan atau berpindah jalur. Perhatikan juga situasi lainnya seperti pengendara motor, pesepeda, pejalan kaki, maupun yang sedang menyebrang jalan dan hewan sekitar misalnya anjing dan kucing.
Memperhatikan sekitar tidak sama dengan menggantungkan diri kepada pengendara lain.
Ingat untuk selalu menjaga jarak kendaraan untuk menghindari apabila kendaraan di depan Anda mendadak berhenti atau adanya kendaraan lain yang tiba-tiba menyalip dari arah belakang.
Berdasarkan peraturan mengenai jaga jarak antara kendaraan sudah diatur di dalam Pasal 62 PP No. 43 tahun 1993 tentang Tata Cara Berlalu Lintas. Ada beberapa referensi yang bisa digunakan untuk jarak aman, bisa berdasarkan teori waktu (3 detik) ataupun berdasarkan teori jarak yang disesuaikan kecepatan.
Misalnya Anda melaju pada kecepatan 100 km/jam, maka baiknya Anda mempunyai jarak aman 100 meter, dan jarak minimal 100 meter – 20 meter = 80 meter. Namun jika hal ini sulit diterapkan, ada tips lain yang lebih mudah dengan memastikan Anda melihat roda belakang kendaraan di depan Anda, jika roda tersebut tidak terlihat maka bisa dipastikan jarak dua kendaraan ini terlalu dekat.
Di cuaca yang lebih ekstrem seperti musim hujan, jarak kendaraan sebaiknya dibuat lebih jauh agar lebih aman apabila kendaraan di depan Anda terjadi slip akibat jalanan yang licin atau risiko lainnya, seperti adanya pohon tumbang.
Selain faktor mengantuk dan kelelahan, kecelakaan lalu lintas juga umumnya diperburuk karena kecepatan pengendara yang di atas batas yang telah ditetapkan, misalkan di dalam kota 40 km/jam, di jalan tol rata-rata antara 80 – 100 km/jam.
Itulah mengapa penting bagi setiap pengendara untuk memahami peraturan berlalu lintas, karena setiap medan jalan memiliki batas ideal kecepatan yang berbeda. Pastikan untuk tidak membawa kendaraan terlalu cepat atau sesuai batas kecepatan yang telah ditetapkan, dan usahakan untuk selalu fokus selama berkendara. Hindari distraksi yang dapat merusak konsentrasi seperti menggunakan smartphone atau bertelepon.
Seperti yang sudah disebutkan, kesiapan mental menjadi prioritas selama berkendara.
Pada beberapa situasi, jika Anda menyadari bahwa Anda baru saja mengalami microsleep atau kendaraan Anda berada di luar kendali yang bisa menyebabkan kecelakaan, segera identifikasi bahaya-bahaya yang akan muncul.
Pilihlah bahaya dengan risiko yang paling minim. Misalnya jika Anda sedang berada di jalan bebas hambatan (TOL) dan merasa sangat mengantuk atau merasa ada yang tidak beres dari kendaraan Anda, Anda bisa memilih untuk melipir di bahu jalan dengan perlahan-lahan mengurangi kecepatan dan berpindah jalur.
Bahu jalan di jalan TOL dapat digunakan untuk berhenti sejenak dengan catatan situasi darurat. Jangan lupa untuk menyalakan lampu hazard selama kendaraan berhenti, pasang segitiga dengan jarak minimal 30-50 meter di belakang kendaraan, dan jangan berkeliaran di sekitar kendaraan. Anda tetap sangat disarankan untuk mencari rest area, dengan tempat yang aman baik bagi kelesamatan ataupun keamanan dari perbuatan kriminal lainnya.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar tetap aman selama berkendara. Pada dasarnya sebelum berkendara, pastikan Anda mampu dan dalam kondisi prima. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat mengikuti Defensive Driving Training bersama GoSafe Academy dari Premysis Consulting. Ada berbagai metode yang bisa dipilih seperti Public Training, Blended Training, E-Training, dan In-House Training. Kini Anda juga bisa mengikuti tesnya saja dengan memilih E-Testing Defensive Driving Training (DDT) dengan klik di sini.
Hubungi Tim Professional kami di nomor 0812-9826-2727 atau info@trainingcenter.events untuk konsultasi gratis. Bisa juga klik di sini!